Terlihat jelas sunrise yang begitu indah. Tepat didepanku terhampar luas lautan berwarna hijau berbentuk segitiga sehingga terlihat jelas jalur – jalur yang berliku. Aku bersama sahabat – sahabatku mulai merapihkan peralatan dan persiapan pendakian. Aku mulai menyusuri jalur yang terus beranjak seperti ular tangga. Semangat pendakian bersama sahabat - sahabat yang tak kenal lelah dan memiliki sebuah mimpi berada diatas puncak dengan langit senja berwarna merah tembaga.
Pepohonan hijau, udara yang segar membuat aku dan sahabat – sahabatku semakin semangat menyusuri jalur itu. Akhirnya kita tiba disebuah puncak yang dikelilingi padang luas berwarna biru dan putih. Aku mencoba berteriak sambil melompat-lompat dan berpelukan bersama sahabat-sahabatku. Kemudian mataku terarah pada sebuah bunga berwarna putih suci sebagai symbol keabadian, aku berniat memetik dan menyimpannya untuk seseorang yang aku cintai. Senja pun tiba, aku dan sahabat – sahabatku berniat untuk pulang, setengah perjalanan sudah ditelusuri dan aku tersandung pada sebuah bongkahan batu yang besar sehingga aku terperosok disebuah jurang yang sulit aku ketahui seberapa dalamnya. Aku berteriak meminta pertolongan, sahabatkupun mulai sigap menolongku dengan sebuah tali. Aku merasakan kesakitan saat bejalan dan tubuh yang tidak sanggup untuk aku gerakan. Hanya satu yang ingin aku selamatkan saat itu adalah bunga keabadian.
Keadaan yang sulit aku ungkapkan karena kejadian di gunung itu. Terbaring lemas aku di rumah sakit dengan tubuh yang sulit sekali untuk digerakan. Saat aku membuka mata ada sosok wanita berambut bergelombang seperti ombak dengan mata yang sembab. Aku mencoba mengerakan tanganku agar dia sadar bahwa aku ingin menyentuhnya, Wanita itu ternyata sahabat terbaikku. Tangisan yang tak henti-hentinya, sambil mencoba menggenggam tanganku. Aku berusaha berkata, agar sahabatku mengerti dan mencoba memahami apa yang aku katakan. Dia meninggalkanku, mengambil celana yang aku pakai saat pendakian dan mengambil setangkai edelweis dari kantongku yang akan diberikan kepada seseorang yang aku cintai. Sahabatku menangis, memelukku dan berjanji bunga keabadian ini adalah symbol keabadian cintamu terhadapnya.
Isni Rindayani [10 Terbaik]
Gramedia Matraman 29 Juni'13
9th Anniversary & Gathering Teenlit GPU
No comments:
Post a Comment